Entri Populer

Rabu, 28 Desember 2011

PERJALANAN MALAM DI SUDUT KOTA


Menapaki lorong-lorong sempit di antara benci dan amarah,,
Tanpa henti teriak itu terus menggelegar,,
Berhenti sejenak bersama lirih sang pengumpul sampah,,
Trotoar di antara sesak kota yang gemerlap,,
Mencerminkan adanya ketimpangan,,

Suara itu masih terdengar,,
 Rayuan malam penghangat tubuh berbisik,,
Batang demi batang terhisap asap itu,,
Tawa dan muntah-muntahnya berhamburan,,

Bahkan sang ganda pun ikut andil bersuara menjual,,
Tapi gelak tawanya masih kering di bibir penuh harapan,,
Dengan segala sandiwara tercipta lengkap di sana,,
Penuh intrik-intrik terangkum dalam balutan senyum,,

Dan saat semprit pluit mengudara,,
Semua berhamburan,,

Bayangan itu terus melekat indah dengan senyum-senyum kecil kakek tua,,
Duduk di hamparan rumput taman kota,,
Yang enggan menikmati fasilitas yang ada,,

Tanyanya kepada seorang anak laki-laki yang menghampirinya,,
Kenapa tatapan itu kosong wahai anak muda,,?
Saat semua bersuara gembira kamu termenung,,
Seketika terkulai lemas dengan keringat membasahi,,
Tubuh kurus itu terjatuh,,
Hanya kata lapar dan haus yang terdengar,,
Saat malam yang terang menghiasinya,,

Ya,,memang ada,,
Memang ada ketipangan itu,,
Aku melihatnya,,melihat di sudut kota ini,,
Kota yang penuh dengan sandiwara,,
Tanpa nurani dia renggut kebahagiaan itu,,

Dan ketika terjaga semoga Kotaku tidak sebegitu,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar