Entri Populer
-
Menari dengan segala kemunafikan,, Lenggak-lenggoknya bagai api panas yang siap menyambar dan membakar,, Senyum terlempar penuh racun ...
-
Aku lihat kembali,, Di sana, di sana ada yang menghancurkan,, Merusak dan mencemarinya,, Aku lihat, aku lihat kepulan asap,, Asap ...
-
Kapitalis,, kau berdiri tegak dan menjulang tinggi,, berlari kecang meninggalkan mereka yang seharusnya berhak,, kapitalis,, denganmu memang...
-
senyum itu terlempar dengan indah,, kalau pun ini bukan yang spesial buatku,, tapi aku merasakan bahagia ini,, bahagia atas segala pancar...
-
aku hanya ingini kau tetap di sampingku bersama senyum-senyum itu,, bersamaku nyanyikan lagu kita dan mnyuarakan hati kita,, saat percik mim...
-
Siapa yang salah,siapa yang bodoh dan siapa yang pengecut,,,? tidak biasanya aku pulang melewati jalan yang itu,, dengan bergegas mengend...
-
aku masih ingat tatapan itu penuh linangan air mata,, aku masih ingat isak tangis itu,, aku masih terbayang wajah itu penuh harapan,...
-
Di ruang kapitalis aku melangkah sendiri tanpa arah,, Dari kejauhan aku melihat seseorang yang sepertinya aku pernah lihat sebelumnya,, Dan ...
-
aku hanya mampu pandangi wajah itu,, ketidakberdayaanku saat ada di depanya membuatku hanya terdiam,, terkadang melakukan hal yang di luar k...
-
syair ini terangkai perih,, bongkahan itu masih berarti,, di antara gejolak yang tak terkendali,, masih tersirat percik-percik untuk m...
Jumat, 17 Februari 2012
KENDURI WANGSA,,
aku masih lihat,memerah dan bersinar memancar,,
aku masih dengar gelak tawa,dan tangis-tangis itu,,
purnama redup dan bintang bersembunyi,,
seakan enggan menjadi saksi,,
tak terlintas dalam bayang-bayang itu,mereka ada bersama serakahnya,,
saat satu persatu sandiwara tertonton oleh ribuan pasang mata,,
saat tangis tak bertuan terlihat meneteskan air mata berpura,,
aku mengelik,sesaat menyesakan hirup udara berbau,,
mereka dan segala keterpurukan hanya boneka,,
boneka dari wangsa-wangsa yang tak bertuan,,
begitu fulgar aku melihat topeng-topeng bersama tawa-tawa itu,,
melangkah pada sebuah cahaya redup tanpa penyesalan,,
masih,,
masihkah ada cahaya kecil untuk terangi sejenak,,
agar dapat kami tegakan dan rangkai segala puing-puing ini,,
agar terwujud harapan-harapan yang masih melayang tinggi,,
dengan nanar mata bangkit bersama tanpa putus asa,,
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar