Entri Populer

Kamis, 05 Januari 2012

ANTARA KEPAKAN SAYAP DAN DAHAN KERING

Aku bertanya,,
tapi apakah pertanyaan ini akan terjawab,,

aku bertanya,,
tentang anak-anak yang berjalan di sudut-sudut kota,,
mereka bernyanyi untuk perutnya,,
bukan mereka dan bukan dia yang tetap tersenyum dengan segala fasilitasnya,,

aku bertanya,,
apakah senyum-senyum si miskin akan tercipta,,
karena mereka selalu berharap tentang momentum pembagian,,
tapi mereka yang memberi hanya berharap status sosial dan sanjungan,,

dan aku pun bertanya,,
kenapa dewi keadilan hanya mata yang tertutup,,
sedangkan telinganya di biarkan terbuka,,
apakah untuk mendengar siapa yang salah dan siapa yang benar,,
atau mendengar siapa yang bayar,,

aku bertanya,,
kenapa suara-suaru sumbang itu tetap terdengar keras,,
tanpa nurani teriak dan bersembunyi untuk menyelam di antara dosa-dosa itu,,
tangannya cepat seperti pesulap jalan yang menghibur berharap sesuap,,
kata-katanya bagai pendekar yang tangguh dengan jurus-jurusnya,,

kini aku bertanya,,
saat perih,luka,darah,tangis,dan rintihan itu menyeruak,,
kenapa diplomasimu begitu menginginkannya,,
menginginkan semua tetap terjadi,,

bayang-bayang itu adalah mimpi buruk bagi mereka,,
terserah apa yang hedak kau lakukan dengan segala sayap-sayap itu,,
kau mengitari senja dengan rimbun-rimbun di antara kering kerontang,,

apakah aku harus bertanya,,
tapi siapa yang menjawab,,
menjawab tentang dahan kering di antara taman-taman mati,,
berguguran satu persatu untuk berharap senyum,,
atau tetap kering dan habis dengan segala kemunafikan,,
dan membiarkan perih-perih itu tetap ada,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar